Di era globalisasi ini, standar dalam pendidikan menjadi semakin penting untuk memastikan kualitas dan keunggulan. Dua standar yang sering dibicarakan dalam konteks pendidikan tinggi adalah SN DIKTI (Sistem Nasional Pendidikan Tinggi) di Indonesia dan ISO 21001:2018, standar internasional untuk manajemen sistem pendidikan. Namun, pertanyaannya adalah, mana yang lebih penting: SN DIKTI atau ISO 21001:2018? Mari kita lihat perbandingan antara keduanya.
SN DIKTI (Sistem Nasional Pendidikan Tinggi)
SN DIKTI adalah sistem yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk mengatur dan mengawasi pendidikan tinggi di Indonesia. SN DIKTI menetapkan standar untuk akreditasi perguruan tinggi, program studi, dan penjaminan mutu. Ini mencakup proses evaluasi kualitas dan relevansi program pendidikan, infrastruktur, sumber daya manusia, dan manajemen institusi.
Keuntungan SN DIKTI adalah bahwa itu secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks pendidikan tinggi di Indonesia. Ini memberikan kerangka kerja yang jelas dan terukur bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka dan menjaga standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Namun, SN DIKTI memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah bahwa ini adalah sistem yang bersifat lokal dan tidak selalu diakui secara internasional. Selain itu, implementasi SN DIKTI tidak selalu konsisten di semua perguruan tinggi, dan terkadang ada perbedaan interpretasi tentang standar yang harus dipenuhi.
ISO 21001:2018 (Manajemen Sistem Pendidikan - Sistem Manajemen untuk Organisasi Pendidikan)
ISO 21001:2018 adalah standar internasional yang dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) untuk memberikan panduan tentang bagaimana mengimplementasikan sistem manajemen untuk organisasi pendidikan. Standar ini mencakup berbagai aspek manajemen pendidikan, termasuk perencanaan, pengoperasian, dan peningkatan sistem pendidikan.
Keuntungan ISO 21001:2018 adalah bahwa itu adalah standar yang diakui secara global dan dapat diterapkan oleh organisasi pendidikan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ini memberikan panduan yang komprehensif tentang bagaimana membangun sistem manajemen pendidikan yang efektif dan efisien, dengan fokus pada memenuhi kebutuhan semua pemangku kepentingan.
Namun, seperti halnya dengan SN DIKTI, ISO 21001:2018 juga memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah bahwa implementasinya mungkin memerlukan investasi waktu dan sumber daya yang signifikan dari organisasi pendidikan. Selain itu, standar ini mungkin memerlukan penyesuaian untuk sesuai dengan konteks dan kebutuhan spesifik setiap organisasi pendidikan.
Kesimpulan
Kedua standar, SN DIKTI dan ISO 21001:2018, memiliki nilai dan manfaatnya masing-masing dalam konteks pendidikan. SN DIKTI penting karena secara langsung berkaitan dengan regulasi dan kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia, sementara ISO 21001:2018 memberikan panduan yang luas dan diakui secara internasional tentang bagaimana membangun sistem manajemen pendidikan yang efektif.
Sebagai kesimpulan, kedua standar ini memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kualitas dan keunggulan pendidikan. Idealnya, perguruan tinggi dan organisasi pendidikan di Indonesia dapat menggunakan kedua standar ini secara bersamaan untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik, dengan memanfaatkan kekuatan dan manfaat masing-masing standar untuk memperbaiki sistem pendidikan secara menyeluruh.